11/23/2017

TUGAS 1 Analisis Kinerja Sistem - COBIT

COBIT (Control Objective for Information and related Technology)

          COBIT adalah merupakan kerangka panduan tata kelola TI dan atau bisa juga disebut sebagai toolset pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara kebutuhan dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam suatu organisasi. COBIT memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan sangat baik digunakan untuk IT kontrol seluruh organisasi, membantu meningkatkan kualitas dan nilai serta menyederhanakan pelaksanaan alur proses sebuah organisasi dari sisi penerapan IT. Cobit berorientasi proses, dimana secara praktis Cobit dijadikan suatu standar panduan untuk membantu mengelola suatu organisasi mencapai tujuannya dengan memanfaatkan IT. Cobit memberikan panduan kerangka kerja yang bisa mengen dalikan semua kegiatan organisasi secara detail dan jelas sehingga dapat  membantu memudahkan pengambilan keputusan di level top dalam organisasi. COBIT digunakan secara umum oleh mereka yang memiliki tanggung jawab utama dalam alur proses organisasi, mereka yang organisasinya sangat bergantung pada kualitas, kehandalan dan penguasaan teknologi informasi.

COBIT memiliki 4 cakupan domain :
  1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and Organise) Domain ini mencakup strategi dan taktik yang meny angkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
  2. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement) Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.
  3. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support) Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
  4. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate) Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.
Keempat domain tersebut diatas kemudian dijabarkan menjadi 34 faktor resiko yang harus dievaluasi jika ingin diperoleh suatu kesimpulan mengenai seberapa besar kepedulian manajemen terhadap teknologi informasi, serta bagaimana teknologi informasi dapat memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi.

Planning and Organisation (PO)



Acquisition and Implmentation (AI)


Delivery and Support



Monitoring (M)
dalam prakteknya tidak mesti menggunakan 34 proses tersebut karena proses - proses tersebut menyesuaikan dengan kondisi organisasi.

SKALA MATURITY DARI FRAMEWORK COBIT

          Maturity model adalah suatu metode untuk mengukur level pengembangan manajemen proses, yang berarti adalah mengukur sejauh mana kapabilitas manajemen tersebut. Seberapa bagusnya pengembangan atau kapabilitas manajemen tergantung pada tercapainya tujuan - tujuan COBIT yang. Sebagai contoh adalah ada beberapa proses dan sistem kritikal yang membutuhkan manajemen keamanan yang lebih ketat dibanding proses dan sistem lain yang tidak begitu kritikal. Di sisi lain, derajat dan kepuasan pengendalian yang dibutuhkan untuk diaplikasikan pada suatu proses adalah didorong pada selera resikoEnterprise dan kebutuhan kepatuhan yang terapkan.

          Penerapan yang tepat pada tata kelola TI di suatu lingkungan Enterprise, tergantung pada pencapaian tiga aspek maturity (kemampuan, jangkauan dan kontrol). Peningkatan maturity akan mengurangi resiko dan meningkatkan efisiensi, mendorong berkurangnya kesalahan dan meningkatkan kuantitas proses yang dapat diperkirakan kualitasnya dan mendorong efisiensi biaya terkait dengan penggunaan sumber daya TI.

Maturity model dapat digunakan untuk memetakan :
  1. Status pengelolaan TI perusahaan pada saat itu.
  2. Status standart industri dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)
  3. Status standart internasional dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)
  4. Strategi pengelolaan TI perusahaan (ekspetasi perusahaan terhadap posisi pengelolaan TI perusahaan)
Tingkat Kemampuan Pengelolaan TI Pada Skala Maturity Dibagi Menjadi 6 Level
  • Level 0 (Non-Existent), perusahaan tidak mnegetahui sama sekali proses teknologi indormasi di perusahaannya.
  • Level 1 (Initial Level), Organisasi pada umumnya tidak menyediakan lingkungan yang stabil untuk membantu suatu produk baru.
  • Level 2 (Repeatable Level), kebijakan untuk mengatur pengembangan suatu proyek dan prosedur dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut ditetapkan. Tingkat efektif suatu proses manajemen dalam mengembangankan proyek adalah institutionalized, dengan memungkinkan organisasi untuk mengulangi pengalaman yang berhasil dalam mengembangkan proyek sebelumnya, walaupun terdapat proses tertentu yang tidak sama. Tingkat efektif suatu proses mempunyai karakteristik seperti; practiced, dokumentasi, enforced, trained, measured, dan dapat ditingkatkan. Product requirement dan dokumentasi perancangan selalu dijaga agar dapat mencegah perubahan yang tidak diinginkan.
  • Level 3 (Defined Level), Proses standar dalam pengembangan suatu produk baru didokumentasikan, proses ini didasari pada proses pengembangan produk yang telah diintegrasikan.
  • Level 4 (Managed Level), Organisasi membuat suatu matrik untuk suatu produk, proses dan pengukuran hasil.
  • Level 5 (Optimized Level), Seluruh organisasi difokuskan pada proses peningkatan secara terus menerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar