11/19/2015

Pengambilan Keputusan & Kepemimpinan Orang tua



Pengambilan Keputusan
1. Dasar-dasar pengambilan keputusan
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
3. Jenis-jenis pengambilan keputusan
Definisi pengambilan keputusan menurut Siagian adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan.
Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian tentang pengambilan keputusan. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
A. Dasar-Dasar Dalam Mengambil Keputusan
Pengambilan keputusan harus dilandasi oleh prosedur dan teknik serta didukung oleh informasi yang tepat (accurate), benar(reliable) dan tepat waktu (timeliness). Ada beberapa landasan yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang sangat bergantung dari permasalahan itu sendiri. Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
1. Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
Keuntungan :
a. waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
b. untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan ini akan memberikan kepuasan pada umumnya
c. kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahan:
a. Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
b. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan :
a. Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa
b. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
c. Memiliki daya autentisitas yang tinggi
Kelemahan:
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b. Mengasosiasikan dengan praktik diktatorial
c. Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan
5. Logika
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. kejelasan masalah
b. orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
c.pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
d. preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria
e. hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
1. Posisi/ kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut.
a. Letak posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
b. Tingkatan posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.
2. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
Masalah dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu
a. Masalah terstruktur (well structured problems), yaitu masalah yang logis, dikenal dan mudah diidentifikasi.
b. Masalah tidak terstruktur (ill structured problems), yaitu masalah yang masih baru, tidak biasa, dan informasinya tidak lengkap.
Dapat pula dibagi sebagai berikut.
a. Masalah rutin, yaitu masalah yang sifatnya sudah tetap, selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
b. Masalah insidentil, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
3. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat.
Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut.
a. Faktor-faktor yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah atau tetap keadaanya.
b. Faktor-faktor yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.
4. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
5. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.
Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan :
a. Keadaan interen organisasi
Keadaan intern organisasi bersangkut paut dengan apa yang ada di dalam organisasi tersebut. Keadaan intern organisasi antara lain meliputi dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan karyawan, kelengkapan dari peralatan organisasi, struktur organisasi.
b. Keadaan Ekstern Organisasi
Keadaan ekstern organisasi bersangkut paut dengan apa yang ada di luar organisasi tersebut. Keadaan ekstern organisasi antara lain meliputi keadaan ekonoriki, sosial, politik, hukum, budaya, dan sebagainya. Keputusan yang diambil harus memperhatikan situasi ekonomi, jika keputusan tersebut ada sangkut pautnya dengan ekonomi. Keputusan yang diambil tidak boleh bertentangan dengan norma-norma, undang-undang, hukum yang berlaku dan peraturan-peraturan.
c. Ketersediaan informasi yang diperlukan
Dalam pengambilan keputusan, informasi yang diperJukan haruslah lengkap dan memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga keputusan yang dihasilkan dapatlah berkualitas dan baik.
d. Kepribadian dan kecapakan pengambil keputusan
Kepribadian dan kecakapan dari pengambil keputusan meliputi: penilaiannya, kebutuhannya, intelegensinya, keterampilannya, kapasitasnya, dan sebagainya. Nilai-nilai kepribadian dan kecakapan ini turut juga mewarnai tepat_ tidaknya keputusan yang diambil. Jika pengambil keputusan memiliki kepribadian dan kecakapan yang kurang, maka keputusan yang diambil juga akan kurang, demikian pula sebaliknya.
C. Jenis-Jenis Pengambilan keputusan
Pada dasarnya jenis pengambilan keputusan di bagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Keputusan terprogram
Keputusan terprogram adalah suatuberkaitan dengan persoalan yang sudahdiketahui sebelumnya, keputusan ini menggunakan teknik dan standar tertentu dalam menangani urusan rutin dan dapat diprogram secara otomatis.Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah.
Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang, dan lain-lain.
b. Keputusan tidak terprogram
Keputusan tidak terprogram adalah persoalan baru (tidak diketahui sebelumnya), parameter rumit (tidak tersedia), mengandalkan intuisidan pengalaman, tidak melibatkan permasalahan rutin yang memerlukan solusi secara rinci pada situasi yangada.
Keputusan yangtidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Contoh : Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terprogram. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.
Sumber :
http://sering-headache.blogspot.com/2013/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://selalucintaindonesia.wordpress.com/2012/04/11/jenis-pengambilan-keputusan/

Kepemimpinan Orang Tua
A. Pengertian
Kepemimpinan orang tua terdiri dari dua kata yaitu kepemimpinan dan orang tua. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan masing-masing istilah tersebut akan digabung menjadi satu kesatuan.
A.1. Kepemimpinan
Buku psikologi sosial dijelaskan bahwa : “Kepemimpinan adalah keseluruhan dari keterampilan (skill) dan sikap (attitude) yang diperlukan oleh tugas pemimpin” (Gerungan, 1991:128). Sedangkan menurut Oday Tead seperti yang dikutip oleh Cahyono dalam buku Psikologi Kepemimpinan dijelaskan bahwa : “Kepemimpinan adalah merupakan kombinasi dari serangkaian perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong orang lain untuk menjelaskan tugas-tugas tertentu” (Cahyono, 1984:14) dari kedua pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah keseluruhan dari keterampilan dan sikap yang diperlukan oleh tugas perihal pemimpin atau arah memimpin yang merupakan kombinasi dari serangkaian perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong orang lain untuk menjalankan tugas-tugas tertentu.
(Dr. Kartini Kartono, 1979) Kepemimpinan ialah suatu bentuk dominasi yang didasari kemampuan pribadi yang mampu, sanggup mendorong atau mengajak orang berbuat sesuatu.
A.2. Orang Tua
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan yang dimaksud dengan orang tua adalah : “orang tua adalah ayah, ibu kandung, dam orang-orang yang dianggap tua” (Krisdalaksana, dkk, 706). Ahli lain mengatakan dalam bukunya Bimbingan keluarga dijelaskan bahwa “Orang tua adalah bapak/ibu yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk membesarkan anak-anaknya” (Kartono, 1998:2). Dari kedua pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan orang tua adalah ayah dan ibu kandung yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk membesarkan anak-anaknya.
B. Timbulnya Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sentral dalam suatu kelompok, apakah kelompok dalam organisasi, partai, instansi maupun rumah tangga. Dalam suatu kelompok tersebut masing-masing individu memainkan perna masing-masing dan disinilah diperlukan suatu kepemimpinan yang dapat mengaturnya agar apa yang diharapkan dapat tercapai. Sehubungan dengan hal ini dalam buku psikologi kepemimpinan dijelaskan bahwa : “Kepemimpinan timbul disebabkan olehtiga hal yaitu :

(a) Pemimpin dan pemekeran kelompok, (b) pemimpin dan krisis dan (c) pemimpin dan kegagalan pemimpin” (Cahyono, 1984 : 25- 27).
Pendapat tersebut di atas, maka kepemimpinan timbul karena adanya tiga hal yaitu pemimpin dan pemekaran kelompok, pemimpin dan krisis, dan pemimpin dan kegagalan pemimpin. Untuk lebih jelasnya berikut ini, akan dijelaskan secara singkat.
B.1 Pemimpin dan Pemekaran Kelompok
Manakala suatu kelompok berkembang menjadi lebih besar, lebih luas dan lebih kompleks, pada saat itulah ikut berkembang pula suatu kepemimpinan. Hal yang demikian bisa dimengerti mengingat dengan semakin luas dan kompelsnya sesuatu kelompok bisa jadi berakibat pula dengan semakin banyaknya fungsi dan tujuan dari kelompok bisa jadi berakibat pula dengan semakin sehubungan dengan hal ini, dalam Buku Psikologis Kepemimpinan dijelaskan bahwa “Dalam kondisi yang demikian, pemimpin utama (primary leader) akan menempati puncak hirarki, disusul dengan pemimpin-pemimpin tingkat kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Sementara para bawahan sudah barang tentu akan menempati posisi lapisan terbawah dari hirarki tersebut “(Cahyono, 1984 : 25). Selanjutnya dalam buku Psikologi Sosial dijelaskan bahwa : “Munculnya seseorang pemimpin merupakan hasil dari suatu proses yang dinamis yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok tersebut” (Ahmadi. 1998 : 142).
Pengembangan hirarki semacam itu sekaligus adanya proses yang dinamis menghendaki adanya pendelegasian atau pemencaran peran kepemimpinan dan pergeseran kondisi demikian akan menjadi lebih kompleks dan otomatis memerlukan sejumlah pemimpin serta sekaligus menciptakan satu kondisi bagi munculnya sejumlah pemimpin.
B.2 Pemimpin dan Krisis
Buku Psikologi Kepemimpinan dijelaskan bahwa :
Timbulnya kepemimpinan bisa juga disebabkan oleh suatu situasi dimana upaya pencapaian tujuan kelompok mengalami hambatan, atau situasi dimana eksistensi kelompok menghadapi ancaman-ancaman yang serius dari luar. Dalam situasi semacam ini, tidak jarang sebagian besar anggota kelompok tidak mengetahui langkah-langkah apa yang sebaiknya diambil untuk mewujudkan tujuan kelompok, atau untuk membebaskan kelompok dari ancaman-ancaman tersebut (Cahyono, 1984 : 26).
Selanjutnya dalam buku Manajemen Kepemimpinan dijelaskan pula bahwa :”Ancaman yang dihadapi kelompok serta kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan tugas (krisis) kelompok tidak saja berpengaruh terhadap timbulnya kepemimpinan, akan tetapi berpengaruh pula pendistribusian kepemimpinan” (Aziz, 1997 : 31). Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa :” Munculnya seorang pemimpin sangat diperlukan dalam keadaan-keadaan dimana tujuan dari pada kelompok sosial yang bersangkutan terhalang atau apabila kelompok tadi mengalami ancaman-ancaman dari luar” (Ahmadi, 1998 : 142).
Pendapat di atas, menunjukkan bahwa dalam situasi yang krisis terutama pada kepemimpinan yang berorientasi kepada kekuatan semata-mata tampaknya menjadi satu alternatif yang yang sulit untuk ditolak munculnya kemimpinan. Karena sering dilihat bahwa pemimpin yang diktator umumnya muncul dalam situasi krisis yang menuntut perubahan-perubahan yang mendadak.
B.3 Pemimpin dan kegagalan pemimpin
Pemimpin-pemimpin baru bisa juga akan muncul manakala pemimpin sebelumnya tidak mampu melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinannya secara memadai. Sehubungan dengan hal ini, menurut W.H Crockett seperti yang dikutip oleh Cahyono dalam bukunya Psokologi Kepemimpinan dijelaskan bahwa:
Dari hasil penelitian membuktikan bahwa sebanyak 83% dari kelompok -kelompok dengan memimpinan formalnya tidak mampu memenuhi kewajiban melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan kepemimpinan, ternyata tugas atau fungsi kepemimpinannya diambil oleh anggota kelompok lainnya, dan sebagai perbandingan hanya 39% dari kelompok-kelompok dengan pemimpinan formalnya bisa melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinannya secara efektif yang ternyata memunculkan pemimpin-pemimpin yang baru (Cahyono, 1984: 27-28)
Selanjutnya dalam buku Psikologi Sosial dijelaskan bahwa:
Kepemimpinan merupakan hasil dari pada organisasi sosial yang telah terbentuk atau sebagai hasil dinamika dari pada interaksi sosial. Sejak mula kala terbentuknya suatu kelompok sosial seseorang atau beberapa orang diantara warga-warganya melakukan peran yang lebih aktif dari pada rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih menonjol dai lain-lainnya. Itulah asal mulanya timbul kepemimpinan yang kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang kurang stabil (Ahmadi, 1998 : 141-142).
Dengan demikian, diperoleh suatu indikasi bahwa disaat para pemimpin tidak mampu melaksanakan fungsinya secara efektif dan adanya struktur sosial yang kurang stabil, maka pemimpin lain akan muncul menggantikannya.
C. Tipe dan Ciri-Ciri Kepemimpinan Orang Tua
C.1. Tipe kepemimpinan orang tua
Setiap orang tua dalam suatu keluarga memiliki tipe kepemimpinan yang berbeda-beda, ada orang tua cenderung otoriter, ada orang tua yang penuh dengan kompromi dengan anak-anaknya (demokratis) dan ada pula orang tua cenderung memberikan kebebasan pada anak-anaknya. Sehubungan dengan hal ini, dalam buku Psikologi Sosial dijelaskan bahwa : “Ada tiga bentuk cara dalam memimpin yaitu (a) Otoriter, (b) Demokratis dan (c) Laisez Faire” (Gerungan , 1991 : 131). Sementara itu dalam buku Psikologi Perkembangan Mengetumakan Segi-Segi Perkembangan dijelaskan ulang bahwa : “Ada tiga cara didikan yaitu (a) otoriter, (b) Demokratis dan (c) Laisez Faire/Laisez Passer (Soeitoe, 1982 : 39).
Selanjutnya dalam buku Perkembangan Peserta Didik dijelaskan bahwa : “Ada tiga pola kepemimpinan yaitu : (a) Otoriter, (b) Demokratis dan (c) Liberal” (Sunarto dan Hartono, 2002 : 194).
Pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga tipe kepemimpinan orang tua dalam suatu keluarga yaitu otoriter, demokratis dan liberal.
C.2. Ciri masing kepemimpinan orang tua
Berikut ini akan diuraikan secara singkat ciri masing-masing cara kepemimpinan orang tua tersebut yaitu sebagai berikut :
C.2.1. Ciri kepemimpinan orang tua yang otoriter
Buku Menuju Keluarga Sakinah dijelaskan bahwa “Ciri kepemimpinan yang otoriter adalah (a) Menuntut kepatuhan mutlak anak, (b) Pengawasan ketat terhadap anak dalam segala kegiatannya, (c) Memperhatikan hal-hal yang spele dan (d) Banyak mengeritik anak” (salam, 2000 : 81). Selanjutnya dalam buku Psikologi Pendidikan Mengutamakan Segi-segi Perkembangan dijelaskan bahwa : “Ciri kepemimpinan yang otoriter adalah (a) Semua halo ditentukan oleh gurunya (orang tuanya), (b) Tiap langkahnya ditentukan oleh pemimpin (orang tua), (c) Pemimpin membagikan tugas, (d) Pemimpin memuji atau memberikan kritik secara pribadi, dia bersikap tanpa menghiraukan” (Soetoe, 1982 : 39). Pendapat di atas, menunjukkan bahwa kepemimpinan yang otoriter orang tua terlalu menuntut kepathan, ketaatan dan banyak memberikan kritikan-kritikan kepada anak-anaknya walaupun hal-hal yang sepele dan bahkan juga orang tua suka bertindak kejam tanpa menghiraukan anak-anaknya.
C.2.2. Ciri kepemimpinan orang tua yang demokratis
Kepemimpinan orang tua yang demokratis ini, orang tua lebih banyak menyelesaikan sesuatu dengan jalan damai, penuh dengan kasih sayang, selalu memebrikan nasehat dan dorongan pada anak-anaknya. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang ahli dalam Psikologi Endidikan Mengutamakan Segi-segi Perkembangan dijelaskan bahwa :
Ciri kepemimpinan yang demokratis adalah (a) Semua diputuskan secara bersama, (b) Aktivitas dilakukan bersama-sama pada permulaan, pola aktivitas selanjutnya telah digariskan apabila diperlukan bantuan, orang tua bertindak dengan memberikan beberapa alterlatif, (c) Tiap anggota keluarga bebas memilih dan pembagian tugas dilakukan melalui perundingan dan (d) Pemimpin bersikap obyektif, adil dalam teguran dan pujian, berusaha mengenai anggotanya (Soetoe, 1982 : 39).
Disamping itu dalam buku Menuju Keluarga Sakinah yang mengatakan bahwa : “Ciri kepemimpinan yang demokratis adalah (a) Menunjukkan perhatian dan kasih sayang, (b) Berperan serta dalam kegiatan anak, (c) Perhatian terhadap prestasi sekolah anak, (d) Persaya pada anak, (e) Tidak terlalu banyak mengharapkan dari anak dan (e) Memberi dorongan dan nasehat kebijaksanaan pada anak” (Salman, 2000 : 80-81).
C.2.3. Ciri kepemimpinan orang tua yang liberal (laisez faire)
Dalam buku Psikologi Perkembangan Mengutamakan segi-segi perkembangan dijelaskan bahwa :
Ciri kepemimpinan yang laisez faire/laisez passer adalah (a) Kebebasan penuh tiap-tiap anggota kelompok, (b) Memberikan penerangan (nasehat) bila diminta, (c) Pemimpin tidak turut campur sama sekali, (d) Pemimpin tidak memberikan komentar atas aktivitas kelompok atau anggota kelompok, kecuali diminta dan tidak berusaha mencampuri hal-hal yang terjadi” (Soeitoe, 1982 : 39)>
Buku Menuju Keluarga Sakinah dijelaskan pula bahwa “Ciri kepemimpinan yang liberal adalah (a) Tidak dapat mengendalikan anaknya, (b) Disiplin lemah dan tidak konsisten, (c) Anak dibiarkan tidak mengikuti aturan-aturan di rumah dan (d) Anak dibiarkan mendominir orang tua” (Salam, 2000 : 81). Dari pendapat ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang liberal (Laisez faire/laisez passer) ini otoriter pemimpin (orang tua) lebih banyak bersifat pasif dan memberikan kebebasan kepada anggota kelompok (anak-anaknya) untuk melakukan aktivitas sesuai dengan keinginannya.



sumber : https://fahyu7.wordpress.com/2014/02/06/kepemimpinan-orang-tua-dalam-keluarga-dengan-pembentukan-kematangan-diri-siswa-smp-bab-ii/

11/12/2015

Biografi Steven Gerrard


Steven George Gerrard MBE (lahir di Whiston, Merseyside, Inggris, 30 Mei 1980; umur 35 tahun) adalah seorang pemain sepak bola asal Inggris. Dia telah memainkan sebagian besar kariernya di posisi pusat lini tengah, tetapi ia juga pernah diposisikan sebagai second striker, gelandang bertahan, bek kanan, dan pemain sayap kanan.
Gerrard, yang telah menghabiskan seluruh kariernya di Anfield, membuat debut pada tahun 1998 dan mendapat tempat permanen di tim utama pada tahun 2000, menggantikan Sami Hyypiä sebagai kapten tim pada tahun 2003. Prestasinya bagi klub meliputi dua Piala FA, tiga Piala Liga, dua Community Shields, satu Liga Champions, satu Piala UEFA, dan dua Piala Super.
Gerrard membuat debut internasional pada tahun 2000, dan sejak itu mewakili Inggris di Kejuaraan Eropa pada tahun 2000 dan 2004, serta Piala Dunia 2006, di mana ia adalah pencetak gol terbanyak tim dengan dua gol dan Piala Dunia 2010, di mana ia pertama kali menjadi kapten negaranya setelah absennya kapten reguler Rio Ferdinand dalam turnamen karena cedera. Dia menjadi kapten Inggris yang permanen sesaat sebelum Kejuaraan Eropa 2012, di mana ia diangkat dalam Tim UEFA dari Turnamen. Ia menjadi pemain keenam yang memenangkan 100 caps untuk Inggris pada tahun 2012, dan saat ini ada di peringkat ketiga di negara itu.
Gerrard telah digambarkan sebagai "salah satu gelandang Inggris terbesar dalam sejarah, seorang pemimpin sejati, dan seorang pelari tak kenal lelah dengan visi yang luar biasa ... dengan tembakan dari jarak jauh yang ditakuti di seluruh dunia dan pencetak gol produktif untuk seorang gelandang." Gerrard datang sebagai pemain kedua setelah Kenny Dalglish di "100 Players Who Shook The Kop", dalam jajak pendapat penggemar Liverpool, dan datang pertama kali pada tahun 2013. Zinedine Zidane mengatakan pada tahun 2009 bahwa ia menganggap Gerrard menjadi pemain sepak bola terbaik di dunia. Pada tahun 2005, Gerrard dihormati sebagai UEFA Club Player of the Year dan memenangkan Ballon d'Or Bronze Award. Ia juga telah ditunjuk untuk menjadi PFA Team of the Year tujuh kali, UEFA Team of the Year dan FIFA World XI sebanyak tiga kali, dan menjadi PFA Players of the Year pada tahun 2006 dan FWA Footballer of the Year pada tahun 2009. Dia sampai saat ini adalah satu-satunya pesepakbola yang pernah mencetak gol di Final Piala FA, Final Piala Liga, Final Piala UEFA dan Final Liga Champions.
Kehidupan awal
Gerrard mulai bermain bersama tim lokal, Whiston Juniors. Dia mendapat perhatian dari pencari bakat Liverpool dan bergabung dengan akademi junior The Reds saat usianya 9 tahun. Dia hanya bermain dalam beberapa pertandingan, karena perkembangannya yang lambat membuat dia hanya bermain dalam 20 pertandingan saat berusia 14 hingga 16. Diusia 14, Gerrard memperoleh kesempatan bertanding dengan beberapa klub, termasuk Manchester United. Dalam autobiografinya, dia mengatakan "untuk menekan Liverpool agar memberi saya YTS kontrak." selama masa tersebut dia sempat mengalami kecelakaan yang disebabkan garpu taman yang berkarat yang dapat menyebabkan dia kehilangan jari kakinya. Gerrard menandatangani kontrak profesional pertamanya bersama Liverpool pada 5 November 1997.
Karier Liverpool
Awal mula
Gerrard membuat debutnya bersama tim utama Liverpool pada 29 November 1998 di babak kedua menggantikan Vegard Heggem saat berhadapan dengan Blackburn Rovers, dan penampilan pertamanya sebagai starter terjadi dalam Piala UEFA melawan Celta Vigo. Sebagai penganti dari Jamie Redknapp yang cedera, Gerrard bermain dalam 13 pertandingan untuk Liverpool pada musim tersebut.
Pada musim 1999-2000 manajer Gérard Houllier menempatkan Gerrard berpasangan dengan Jamie Redknapp sebagai gelandang tengah. Setelah menjadi starter dalam 6 pertandingan awal, Gerrard diturunkan ke dalam bangku cadangan saat derby lokal melawant Everton. Gerrard menggantikan Robbie Fowler pada menit ke 66 namun kemudian dikeluarkan setelah menerima kartu merah pertama dalam kariernya karena pelanggaran terhadap pemain Everton Kevin Campbell di menit ke 90. Di musim tersebut, Gerrard mencetak gol pertamanya untuk tim senior saat menang 4–1 atas Sheffield Wednesday.
Tulang belakangnya sering mengalami masalah. Pada saat itu, banyak wartawan mengabarkan rumor, sehingga fans sempat menduga bahwa mereka tidak akan pernah melihat Gerrard menyelesaikan kompetisi. Namun, manajer Gerard Houllier segera mengambil langkah yang berguna serta membayar spesialis untuk mengatasi masalahnya.list help. Setelah bekonsultasi dengan konsultan olah raga (kesehatan) Hans-Wilhelm Müller-Wohlfarth, didiagnosisi bahwa masalah Gerrard disebabkan oleh pertumbuhan yang telalu cepat pada tulang belakangnya. Setelah menjalani perawatan dan Liverpool F.C. memastikan bahwa masalah ini tidak akan muncul kembali. Namun kemudian Gerrard mengalami masalah di selangkangannya, dan membutuhkan empat kali operasi untuk mengatasi masalah ini. Kemudian dia pergi ke seorang spesialis asal Perancis untuk mengatasi masalah dengan cederanya, yang diakibatkan pertumbuhan yang terlalu cepat dan terlalu sering bermain bola saat kecil.
Perjuangan dan ketidakpastian
Di musim "treble" 2001, Gerrard meningkat menjadi pemain yang berpengaruh di tim Liverpool dimana dia menjadi semakin matang dan permasalah dan dengan cederanya semakin berkurang. Dia menjadi bagian penting saat Liverpool bertanding dalam musim kompetisi 2001-2002 dimana dalam klansemen akhir, Liverpool menempati peringkat kedua dengan raihan nilai terbanyak dalam satu dekade terakhir. Selama musim tersebut, Houllier mengalami masalah dengan kesehatan jantung yang mengharuskannya untuk menjalani operasi. Pada saat Liverpool diprediksi untuk kembali berkibar dalam pesepakbolaan Inggris, namun setelah Houllier sakit, Liverpool mengalami kemerosotan. Penampilan tim kembali meningkat setelah Gerrard dan Michael Owen menjadi bintang yang menjadi inspirator untuk meraih kemenangan.
Gelar
Bersama Liverpool
  • Juara Liga Champions UEFA: (1): 2004–05
  • Juara Piala FA: (2): 2000–01, 2005–06
  • Juara Piala Liga Inggris: (3): 2000–01, 2002–03, 2011–12
  • Juara FA Community Shield: (2): 2001, 2006
  • Juara Piala UEFA: (1): 2000–01
  • Juara Piala Super UEFA: (2): 2001, 2005
Saat ini Steven Gerrard berada di tim Los Angeles Galaxy yang ada di dalam Major League Soccer yang bermarkas di Stadion Home Depot Center.
Sumber: wikipedia